Tips Memilih Lampu Emergency
Posted by Dina's Diary on 8:21 PM with No comments
Listrik mati, sering jadi masalah. Apalagi bila kejadian ini
sering terjadi di satu daerah, atau terjadi di daerah yang antara rumahnya agak
berjauhan. Gelap sangat terasa dan mau tidak mau kita harus siap sedia dengan
lampu emergency agar beberapa jam selama listrik mati, kondisi rumah lebih
nyaman...
Dulu lampu emergency adalah lilin. Tapi penggunaan lilin
yang salah berisiko menimbulkan bahaya kebakaran. Beberapa orang mungkin
menggunaan genset, karena segera menyalakan lampu seperti tidak sedang mati
lampu. Namun terasa kurang praktis, selain baunya yang mengganggu dan memakan
biaya cukup besar. Jadi lampu emergencylah yang saat ini dipilih. Lampu
emergency sekarang lebih praktis, tidak berbau atau boros.
Lampu emergency bisa
berbentuk portable, bisa dipindah-pindah atau yang ditempel di dinding. Sumber
cahaya dari lampu emergency bisa neon, lampu ulir (lampu hemat energi) dan LED—LED
paling terang tapi paling mahal karena belakangan diproduksi.
Dengan teknologi yang digunakan oleh lampu emergency,
pengisian lampu emergency bisa manual recharge atau automatic recharge.
Ditambah lagi dengan baterai Lithium ion dan lead acid. Keunggulan teknologi sekarang tampilannya lebi modern tipis dan
tahan lama.
Dengan perkembangan sekarang, para calon pembeli lampu
emergency memiliki banyak pilihan. Bahkan bukan hanya itu saja, saat ini ada
lampu dengan tenaga matahari atau yang sering disebut solar lighting emergency
lamp. Umumnya lampu jenis ini berjenis portable dan dgunakan pada saat
traveling, camping atau di tempat-tempat yang disekitarnya tidak ada aliran
listrik.
Categories: Sehat Lingkungan
0 comments:
Post a Comment